Medan, suara-rakyat.net | Karier Herly Puji Mentari Latuperissa, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Sumatera Utara, resmi berakhir di tangan Gubernur Bobby Nasution. Ia dicopot bukan karena satu skandal besar, melainkan deretan pelanggaran yang mencerminkan arogansi seorang pejabat publik yang lupa batas.
Hasil pemeriksaan Inspektorat membuka daftar panjang perilaku menyimpang Puji. Saat rapat penting bersama gubernur, ia justru sibuk bermain ponsel, seolah urusan pribadi lebih utama dari tanggung jawab jabatan. Pada momen ulang tahunnya, ia mewajibkan tamu membawa hadiah, sebuah praktik gratifikasi yang terang-terangan menyalahgunakan posisi.
Ambisi pribadinya pun menyeruak ketika diam-diam ikut seleksi jabatan di Pemkot Medan tanpa izin atasan. Lebih jauh, ia memanfaatkan tenaga outsourcing untuk membersihkan rumah pribadi tanpa bayaran, memperlakukan mereka layaknya pekerja pribadi. Rekam jejaknya semakin buruk dengan adanya kekerasan fisik dan verbal terhadap bawahan.
Puji tidak membantah semua tuduhan. Ia mengakui seluruh perbuatannya, namun pengakuan itu tak cukup menyelamatkan posisinya. Pencopotan ini menjadi cermin bahwa kesalahan beruntun, meski tampak sepele, bisa menjerumuskan karier ke titik terendah. Dari meja birokrasi, ia kini hanya meninggalkan jejak tentang bagaimana kekuasaan yang disalahgunakan berakhir dengan kehancuran reputasi.
Penulis: Surya Utama