Purbalingga, suara-rakyat.net | Jalan Raya Kutawis menuju Desa Karanggedang, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, berubah menjadi jalur maut. Aspal yang hancur, lubang menganga, serta permukaan jalan bergelombang terutama di sekitar Pasar Kutawis, setiap hari mengintai keselamatan pengendara. Senin (22/9/2025), sejumlah motor kembali terperosok, menambah daftar panjang korban di jalan rusak ini.

Alih-alih segera diperbaiki, kondisi mengenaskan tersebut justru dibiarkan berlarut. Minimnya perhatian dari Pemerintah Daerah Purbalingga dianggap sebagai biang keladi meningkatnya kecelakaan. Tokoh Pemuda Kutawis, Andhika Galih Prastomo, SH, menilai kelalaian itu sudah melewati batas.
“Jalan rusak ini bukan sekadar mengganggu kenyamanan, tapi sudah merenggut keselamatan. Banyak warga jatuh, terutama saat malam atau hujan. Pengendara sering dipaksa bermanuver mendadak menghindari lubang, dan itulah yang kerap memicu tabrakan,” ujarnya dengan nada geram.
Kerugian yang dirasakan warga tak berhenti pada luka fisik. Motor rusak, ongkos perbaikan membengkak, waktu tempuh bertambah panjang. “Pemda punya kewajiban menjaga kualitas jalan. Ombudsman RI pun sudah menegaskan itu. Bila terus dibiarkan, ini bukan lagi sekadar lalai, tapi pengabaian serius terhadap hak masyarakat,” tambah Galih.
Kesaksian warga Karanggedang, Wawan, semakin menegaskan betapa genting situasinya. “Dalam dua bulan terakhir, sudah puluhan pengendara jatuh. Hampir tiap minggu ada yang celaka di titik jalan rusak itu. Kami sampai hafal siapa saja yang jatuh,” ucapnya.
Warga mendesak pemerintah tidak lagi bersembunyi di balik alasan anggaran atau birokrasi. “Kalau tidak bisa dibangun total, setidaknya tambal darurat segera dilakukan. Kami lelah dan khawatir setiap kali melintas,” tegas Wawan.
Kerusakan infrastruktur ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan ancaman nyata bagi nyawa manusia. Publik menuntut Pemda Purbalingga segera bertindak sebelum jalan raya berubah sepenuhnya menjadi kuburan terbuka bagi pengendara.
Penulis: Surya Utama
