Sragen, Suara-rakyat.net | Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, menjadi sorotan setelah menu yang disajikan dapur pengelola dinilai tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Kritik publik semakin ramai setelah sebuah unggahan di Facebook memperlihatkan porsi makan yang hanya berisi sedikit telur kukus dan sayuran minim, padahal anggaran per porsi ditetapkan sebesar Rp10 ribu.
Dapur MBG Karangpelem diketahui dikelola adik Kepala Desa Suwarno. Ia mengakui dapur tersebut baru berjalan sekitar 10 hari. Suwarno menjelaskan, porsi makanan yang menuai kritik ditujukan bagi anak-anak PAUD dan TK, dengan nilai Rp8 ribu per porsi, berbeda dengan siswa SD yang mendapat jatah Rp10 ribu. Ia menegaskan pengelolaan dapur melibatkan tim, termasuk ahli gizi, dan segala kekurangan telah diperbaiki.
Camat Kedawung, Endang Widayanti, mengungkapkan pihaknya bersama unsur Muspika langsung turun tangan setelah menerima banyak laporan masyarakat. Pengelola dapur disebut telah mengakui kesalahan dan berkomitmen memperbaikinya. Mereka juga diminta membuat pernyataan resmi agar kasus serupa tidak terulang. Endang menekankan program MBG harus berjalan sesuai SOP dan indeks gizi yang sudah ditetapkan, dengan guru turut mengawasi distribusi agar sesuai standar.
Viralnya unggahan kritik di media sosial memunculkan ratusan komentar warganet. Meski begitu, pemilik akun yang pertama kali menyampaikan keluhan menegaskan dirinya mendukung program MBG karena membantu anak-anak mendapatkan asupan gizi dan membuka lapangan pekerjaan. Hanya saja, ia berharap pelaksanaannya lebih profesional agar benar-benar sesuai harapan masyarakat.
Program MBG sendiri mensyaratkan setiap porsi mencakup karbohidrat, protein hewani maupun nabati, sayuran, buah, serta lemak sehat agar anak-anak memperoleh gizi seimbang. Polemik di Karangpelem kini menjadi peringatan bagi pengelola dapur MBG lain di Sragen agar lebih transparan dan tepat dalam penyajian menu.
Penulis: Surya Utama