SUARA RAKYAT , Semarang | Dugaan korupsi yang menyeret nama besar militer dan tokoh agama kembali mengemuka setelah Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah memeriksa Letjen TNI (Purn) Widi Prasetijono dan Gus Yazid selama hampir sembilan jam, Senin (1/12). Pemeriksaan ini tidak hanya menambah daftar temuan, tetapi sekaligus mempertegas adanya aliran dana bernilai ratusan miliar rupiah yang masih belum terjelaskan secara transparan.

Jenderal Widi dan Gus Yazid hadir di ruang Pidana Khusus sejak pagi. Di balik pintu tertutup, jaksa menggali detail transaksi dari penjualan aset tanah BUMD Cilacap yang sebelumnya disebut sebagai kerja sama bisnis biasa. Namun, penjelasan tersebut berubah arah ketika Widi mengakui adanya hibah bernilai besar kepada yayasan yang dipimpin Gus Yazid.
Dari pemeriksaan itu, penyidik mengidentifikasi pergerakan dana mencapai Rp 237 miliar. Dua aliran dana paling mencolok mencakup Rp 48 miliar yang disebut masuk ke institusi Kodam IV/Diponegoro, serta Rp 18,5 miliar ke rekening pribadi Gus Yazid. Jaksa kini menelusuri ke mana sisa dana mengalir, siapa yang mengendalikan, dan apa motif di balik pola distribusi tersebut.
Pengakuan Jenderal Widi bahwa ia baru mengetahui besarnya nilai transaksi justru memperkuat dugaan bahwa proses penjualan aset dilakukan tanpa mekanisme akuntabilitas memadai. Sementara itu, klaim bahwa urusan tersebut murni B2B kian meragukan setelah fakta hibah dan aliran dana muncul dalam pemeriksaan.
Di luar gedung Kejati, perhatian publik terus menguat. Keterlibatan figur berseragam dan tokoh agama memperbesar tekanan agar kejaksaan mengurai kasus ini hingga tuntas tanpa kompromi. Penyidik disebut masih menyiapkan pemanggilan lanjutan terhadap sejumlah pihak lain yang berkaitan dengan proses penjualan aset maupun distribusi dana.
Kejati Jawa Tengah kini berada di pusat sorotan. Dengan nilai transaksi yang mencapai ratusan miliar rupiah dan potensi implikasi kelembagaan yang luas, kasus ini diperkirakan berkembang menjadi salah satu pengusutan korupsi paling signifikan di Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Public trust dipertaruhkan, dan setiap langkah penyidikan akan menentukan seberapa jauh kebenaran dapat dibuka tanpa tedeng aling-aling.

Surya Utama
Halo, saya Surya Utama, Pemimpin Redaksi Suara-rakyat.Net.
Saya dipercaya untuk memimpin redaksi dalam menyajikan berita yang akurat, berimbang, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Bagi saya, jurnalisme adalah panggilan untuk menjaga kebenaran dan memberikan informasi yang bisa menjadi suara rakyat.
