Pacitan, suara-rakyat.net | Desa Temon, Pacitan, berubah menjadi desa penuh ketegangan sejak Sabtu malam lalu. Rasa takut warga terpusat pada sosok AS alias Wawan, pelaku pembunuhan brutal yang masih berkeliaran bebas. Kehadirannya membuat aktivitas masyarakat lumpuh dan memaksa sekolah-sekolah menutup diri.
Sebanyak sepuluh lembaga pendidikan dari PAUD hingga tingkat SMP dan MTs terpaksa menghentikan kegiatan tatap muka. Suasana riuh kelas berganti sunyi, dengan pembelajaran dialihkan ke sistem daring. Orang tua dan guru memilih langkah itu demi keselamatan anak-anak mereka, terutama karena banyak siswa tinggal di pelosok dan harus melewati jalur hutan setiap hari.
Ketakutan itu semakin kuat setelah Wawan diketahui tidak hanya membunuh mantan ibu mertuanya, tetapi juga melukai seorang siswa SDN 2 Temon bernama Arga Novalleky Saputra (11). Arga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit, menjadi simbol nyata keganasan pelaku yang belum tersentuh hukum.
Kondisi desa sempat memanas setelah beredar kabar pelaku juga mengancam warga lain. Polisi pun menggelar perburuan besar-besaran. Pada Selasa pagi, unit anjing pelacak K-9 dari Polda Jawa Timur diterjunkan. Hewan itu mengendus barang-barang yang ditinggalkan pelaku dan menuntun petugas hingga tepi sungai, titik terakhir jejak Wawan terdeteksi.
Kasatreskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, menyebut temuan tersebut menguatkan dugaan bahwa Wawan telah melarikan diri keluar dari Desa Temon dan menyeberang ke wilayah lain. Pengejaran kini diperluas hingga ke desa tetangga dan hutan sekitar.
Bagi warga Temon, setiap hari yang berlalu tanpa tertangkapnya Wawan hanyalah memperpanjang masa teror yang membekap kehidupan mereka.
Penulis: Surya Utama